Pengantar Penyakit Akibat Kerja

09.50

Tugas Dasar-Dasar K3

PENGANTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA



Disusun oleh :
WA ODE DITA ARLIANA
K11109012
KESMAS A


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Sang Penguasa sekalian alam yang maha pengasih dan maha penyayang. Shalawat serta salam senantasa terarah kepada Nabi Muhammad SAW. Pemimpin para Nabi saya serta umat-umat, keluarga serta sahabat sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Pengantar Penyakit Akibat Kerja”.

Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Dasar-Dasar K3. Dalam pembuatan makalah ini terdapat kesulitan dan hambatan. Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke arah perbaikan dikemudian hari. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan semua. Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.


Makassar, 28 November 2010

Penyusun                      










DAFTAR ISI


Kata Pengantar …………………………………………………… ii
Daftar isi …………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
A. Latar belakang ……………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………… 3
1. Defenisi Penyakit Akibat Kerja ………………………... 3
2. Identifikasi Penyakit Akibat Kerja …………………. 3
3. Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja …………………. 4
4. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja …………… 4
5. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja …………………. 4
6. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja …………………. 6
BAB III PENUTUP ……………………………………… 8
A. Kesimpulan ……………………………………… 8
B. Saran ………………………………………………… 8
Daftar Pustaka …………………………………………………… 9






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ratusan juta tenaga kerja di seluruh dunia saat bekerjapada kondisi yang tidak nyaman dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Menurut Internasional Labor Organization ( ILO) setiap tahu terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakita atau yang disebabkan oleh pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari250 juta kecelakaan dan sisanya adalah karena penyakit akibat kerja dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya. Masalah kesehatan lain terutama adalah ketulian, gangguan muskulosaltel,gangguan reproduksi dan lain-lain.

Wawasan para pengusaha mengenai kesehatan kerja masih rendah. Itulah sebabnya segala penyakit akibat kerja sering dianggap biasa dan tidak mendapat klaim asuransi. Padahal, banyak penyakit muncul justru di lingkungan kerja, terutama yang berhubungan dengan bahan kimia dan fisika. Untuk itu, masalah penyakit dalam klaim asuransi perlu disempurnakan.

banyak penyakit akibat kerja tidak bisa mendapatkan klaim asuransi. Sebagai contoh mereka yang bekerja di pabrik sepatu atau garmen. Telapak tangan menjadi kapalan atau gatal-gatal. Tetapi ketika berobat ke dokter pun tidak bisa diklaim ke asuransi karena dianggap hal biasa.Contoh lain, lanjutnya, terjadi di sebuah pabrik yang pernah dikunjunginya. Di situ ada enam karyawan meninggal karena kanker. Tetapi mereka tidak menyadari terjadinya kanker karena berhubungan dengan pekerjaannya.

Daftar penyakit akibat kerja dibagi tiga bagian, antara lain penyakit akibat bahan kimia, fisika, dan biologi; penyakit sistem organ target (pernapasan, kulit, otot rangka) dan kanker akibat kerja.Apabila sebuah perusahaan menggunakan bahan-bahan seperti fosfor, cadmium, mangan, arsenik, merkuri, ozone, selenium, dan bahan kimia lainnya, maka kewajiban perusahaan untuk memberikan preventif dan promosi kepada karyawan tentang akibatnya bagi kesehatan.

Demikian juga dengan akibat bahan fisika, seperti radiasi, kebisingan, getaran, suhu yang ekstrem, dan sebagainya. Sedangkan penyakit akibat bahan biologik di tempat kerja sering kali dari kontaminasi. Bahan kimia pun bisa menjadi pemicu terjadinya kanker prostat, payudara, kanker paru-paru, dan kanker hati.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari penyakit akibat kerja ?
2. Bagaimana cara identifikasi penyakit akibat kerja ?
3. Bagaimana criteria umum penyakit akibat kerja ?
4. Factor apa yang menjadi penyebab penyakit akibat kerja ?
5. Bagaimana cara melakukan diagnose penyakit akibat kerja ?
6. Bagaimana Pencegahan penyakit akibat kerja


C. Tujuan

1. Mengetahui defenisi penyakit akibat kerja
2. Mengetahui identifikasi penyakit akibat kerja
3. Mengetahui criteria umum penyakit akibat kerja,
4. Mengetahui fakor yang menjadi penyebabnya,
5. cara mendiagnosa penyakit akibat kerja.
6. Mengetahui pencegahan penyakit akibat kerja








BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang di derita karyawan dalam hubungan dengan kerja baik factor resiko karena kondisi tempat,peralatan kerja, material yang dipakai, proses produksi, cara kerja , limbah perusahan dan hasil produksi ( Harjono ).Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. 

Penyakit akibat kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Permenaker&trans no.01/1981)
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma.

2. Indentifikasi Penyakit Akibat Kerja

a) Pendekatan epidemiologis (komunitas)
Untuk identifikasi hubungan kausal antara pajanan dan penyakit: Kekuatan asosiasi, konsistensi, spesifisitas, hubungan waktu, hubungan dosis

b) Pendekatan klinis (individu)
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja: diagnosis klinis, pajanan yang dialami, hubungan pajanan dengan penyakit, pajanan yang dialami cukup besar, peranan faktor individu, faktor lain di luar pekerjaan, diagnosis PAK atau bukan PAK


3. Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja

Kriteria umum penyakit akibat kerja :
• Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit
• Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada masy. Umum
• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja

4. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.


5. Diagnosa Penyakit Akibat Kerja

Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: 

1. Tentukan Diagnosis klinisnya

Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.

2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini

Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:
 Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara khronologis
 Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
 Bahan yang diproduksi
 Materi (bahan baku) yang digunakan
 Jumlah pajanannya
 Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
 Pola waktu terjadinya gejala
 Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami gejala serupa)
 Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan sebagainya)

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut

Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung, perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita (konsentrasi, jumlah, lama, dan sebagainya).

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut

Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.

5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi

Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang dialami.

6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit

Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang di-ketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis.

Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini. Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/ pajanannya memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.


6. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Upaya pencegahan yang dilakukan terkait penyakit akibat kerja adalah :
• Pencegahan awal (primer)

 Penyuluhan
 perilaku K3 yang baik
 olahraga

• Pencegahan setempat (sekunder)

 pengendalian melalui undang-undan
 pengendalian melalui administrasi/organisasi
 pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri)

• Pencegahan dini (tertier)

 pemeriksaan kesehatan berkala
Penatalaksanaan kasus -> cepat dan tepat
Upaya rehabilitasi














BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan dan linkungan kerja.Identifikasi penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan epidemiologis( komunitas ) dan pendekatan klinis ( individu ).Adapun criteria umum dari PAK adalah adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit,adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat umum,dan penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja. Penyebabnya dibagi dalam 4 golongan yaitu golongan fisik, kimia, biologis , fisiologis dan mental psikologis.

Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai pedoman: Tentukan Diagnosis klinisnya , Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini , Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut , Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut , Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi , Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit , buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya

Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pencegahan awal , pencegahan setempat dan penccegahan dini.

B. Saran
-





DAFTAR PUSTAKA

Abipraya.2008.Penyakit Akibat Kerja.Diakses pada tanggal 20 November 2010 : http://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/19/penyakit-akibat-kerja/
Arief.2010.Penyakit Akibat Kerja. Diakses pada tanggal 20 November 2010 : www.drarief.com/tag/penyakit-akibat-kerja
Diana, Ditha. - . PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT YG BERHUBUNGAN DG PEKERJAAN. Diakses pada tanggal 20 November 2010 : d.yimg.com/kq/groups/11126309/presentasi+PAK-Ditha.ppt
Isfany.2009.Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ( PAK ). Diakses pada tanggal 26 November 2010 : http://tuloe.wordpress.com/2009/10/16/diagnosis-penyakit-akibat-kerja/
Siswono.2004.Penyakit Akibat Kerja Dianggap Biasa. Diakses pada tanggal 26 November 2010 : http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1087879021,17828,
Susiloharjo.2010. 5 faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja . Diakses pada tanggal 20 Oktober 2010 : http://susiloharjo.web.id/2010/05/20/5-faktor-penyebab-penyakit-akibat-kerja/

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images